Latar Belakang
Idham Chalid lahir pada tanggal 27 Agustus 1922 di Satui, bagian tenggara Kalimantan Selatan. Ia merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya H Muhammad Chalid, penghulu asal Amuntai yang sekitar 200 kilometer dari Kota Banjarmasin. Saat usia Idham enam tahun, keluarganya hijrah ke Amuntai dan tinggal di daerah Tangga Ulin, kampung halaman leluhur ayahnya.
Karier
Sejak berkiprah dari remaja, karier Idham di PBNU terus menanjak. Ketika NU masih bergabung dengan Masyumi (1950), ia menjadi ketua umum Partai Bulan Bintang Kalimantan Selatan. Sementara itu, ia juga menjadi anggota DPR RIS (1949-1950). Dua tahun kemudian, Idham terpilih menjadi ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU (1952-1956). Kemudian, ia dipilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
pada 1956. Saat dipercaya menjadi orang nomor satu NU ia masih berusia
34 tahun. Jabatan tersebut diembannya selama 28 tahun, yaitu hingga
tahun 1984 dan menjadikannya orang terlama yang menjadi ketua umum PBNU.
Boleh dikata, selama hampir 30 tahun sebagai orang nomor satu NU,
Idham telah mengalami berbagai pasang surut. Di bidang eksekutif, ia
beberapa kali jadi menteri, baik saat masa Orde Lama maupun Orde Baru. Pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda, ia menjabat sebagai wakil Perdana Menteri. Ketika Bung Karno jatuh pada 1966, ia menjadi Menteri Utama bidang Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Ampera I dan Menteri Negara Kesejahteraan dalam Kabinet Ampera II dan Kabinet Pembangunan I. Setelah itu ia diangkat menjadi ketua MPR/DPR pada periode 1972-1977. Dalam posisi pemerintahan, beliau pernah juga mengemban tugas sebagai Ketua DPA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar