Yudi Latif lahir di Sukabumi, 26
Agustus 1964. Beliau pernah mondok di Pesantren Modern Gontor Ponorogo,
beliau menamatkan pendidikan S1 di Universitas Padjajaran bidang Komunikasi, S2
di Australian National University bidang Sosial Politik, dan S3 di Australian
National University bidang Sosial Politik dan Komunikasi. Berbagai prestasi
telah diraih sejak dibangku sekolah hingga mencapai gelar doktoralnya baik
akademik maupun non-akademik. Disertasi doktoralnya tentang “Genealogi
Intelegensia Muslim Indonesia” memberikan terobosan baru dalam studi sosiologi
dan sejarah intelektualisme Islam hingga memperoleh banyak pujian.
Karier
penelitiannya dimulai ketika bergabung dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) pada tahun 1993. Sejak saat itu, beliau menjadi penyusun awal
rancangan pendirian Universitas Paramadina (1996), tempat ia mendirikan
berbagai pusat studi dan sempat menjadi wakil rektor dalam urusan penelitian,
kemahasiswaan dan pengabdian masyarakat (2004-2007).
Dibidang non
–akademik, beliau merupakan penulis yang telah melahirkan karya-karya hebatnya.
Beliau telah menerbitkan belasan buku, menulis diberbagai media, mengkaji
rubrik tetap di beberapa surat kabar dan majalah, seperti rubrik analisis
politik di harian Kompas. Beliau juga menjadi pembicara di berbagai forum
nasional dan internasional, dan juga sering menjadi komentator di berbagai
acara televisi dan radio. Beliau juga aktif dalam berbagai organisasi dan
lembaga sosial yang memperjuangkan keadilan sosial dan multikulturalisme.
Salah satu buku
beliau yang fenomenal adalah buku ”Negara Paripurna(Historitas,
Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila)” yang diluncurkan pertama kali di
Ruang Rapat Komisi DPR V pada 2011 lalu. Dalam buku ini dikontruksikan secara
lengkap catatan sidang BPUPKI dan persidangan lainnya ketika merumuskan
pemikiran untuk menyusun konstitisi. Dengan pemahaman lebih mendalam, buku ini
pula memiliki sentuhan intelektualitas yang kaya, serta bahasa yang hidup yang
membuat Negara PAripurna ini berharga bagi siapa pun yang peduli terhadap
bangsa ini.
Dengan lahirnya buku ini juga
berdampak pada Yudi Latif sendiri. Apresiasi publik terhadap buku ini
mengantarkan Yudi Latif sebagai penerima beberapa penghargaan, antara lain IFI
(Islamic Fair of Indonesia) Award pada Desember 2011 untuk kategori
Intelektual Muda Paling Berpengaruh; penghargaan sebagai Ikon Politik Indonesia
Tahun 2011 dari Majalah Gatra yaitu Nabil (National Building)
Award pada 18 Oktober 2012, dari Yayasan Nabil, sebagai pengakuan atas
perjuangan dan pemikiran dalam menegakkan Pancasila yang memberikan sumbangan
bagi nation building; dan Megawati Soekarnoputri Award, pada 6
Desember 2012, sebagai penghargaan dalam memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan
dan pluralisme. Selain itu, beliau juga diberi kepercayaan untuk menjadi Ketua
Harian Pusat Studi Pancasila, di Universitas Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar