Kamis, 16 Januari 2014

Yusuf ARS

Berawal dari seorang sales, saya Yusuf kini pemasok acsesoris motor. Omsetnya sudah menjadi miliaran rupiah. 

Bagaimana dia membangun usahanya ?
Untuk seoarng pedagang pemula, omset dagangan sebesar Rp 1 miliar pertahun dengan keuntungan bersih tak kurang dari 20 persen, merupakan prestasi yang luar biasa. Tidak semua pedagang bisa mencapainya. Namun, inilah yang di raih Yusuf ARS (27) saat ini.
Alumnus Gontor tahun 1997 ini, di kenal sebagai pengusaha asesoris motor. Kolega - kolega bisnisnya terutama di kalangan para pedagang asesoris motor, sering memamnggilnya dengan "bos knalpot". Mengendalikan bisanis dari rumah yang juga berfungsi sebagai kantor di JL Jurang Mangu Barat Utama 39, Pondok Aren, Tanggerang. Yusuf memiliki dua cabang usaha di Solo dan Surabaya. Ia di bantu oleh sepuluh kariyawan, dan dua kendaraan beroda empat untuk oprasional. "Saya hanya bermodal kepercayaan dan kerja keras," ujar pria asli betawi ini.
Ketika merintis usahanya tujuh tahun silam, Yusuf memang tak punya apa - apa. Satu - satunya modal miliknya adalah semangat kerja keras dan pantang menyerah. Karena itulah sukses yang ia raih saat ini sebagai berka. Berkah karena ia pernah menjadi santri di Pondok Modern Gontor. "Saya tidak berkata berlebihan. Ini semua berkah dari Allah yang di turunkan kepada saya karena telah pernah nyantri di Pondok Modern Darussalam Gontor," papar Yusuf eMGe di kediamanya.
Bagaimana kisah sukses itu berawal ? Yusuf menyelesaikan pengebdianya di Pondok Modern Gontor III Darul Ma'rifat Kediri akhir tahun 1997, bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Ia mengisi hari - harinya di Masjid Al-Jihad yang tak jauh dari rumahnya. Di situ ia mengajari anak - anak membaca Al-Qur'an dan sedikit pengetahuan agama.Suatu hari, di Masjid itu, Yusuf bertemu dengan seorang mualaf keturunan china, mantan Pendeta, bernama Faishal --dulunya bernama paulus-- yang tinggal di Bintaro. fAishal seorang pengusaha, kerap menanyakan ajaran Islam kepada Yusuf.
"Saya baru tau kalau pak Faishal itu seorang pengusaha, ketika utusanya datang ke rumah meminta saya membuat surat lamaran ke UD Grand Motor milim pak Faishal," kenang Yusuf. Sebulan kemudian Yusuf di panggil Faishal. Saat itu Faishal bertanya kepada Yusuf," Kamu mau minta gaji berapa?" 
"Memang kerjaan saya, apa pak?" tanya Yusuf
"Kamu jadi sales, mau?" jawab Faishal. Karena gembira mendapat pekerjaan yang gajinya di tentukan sendiri, Yusuf malah balik bertanya, "Bapak kok percaya sekali kepada saya! Sales itu apa sih, pak?" Sales artinya orang yang menawarkan atau memasarkan barang. Saya percaya kepadamu, karena kamu orang jujur dan pernah nyantri di Gontor," papar Faishal kepada Yusuf.
Setelah mengikuti pelatihan mengenai orderdil motor, Yusuf langsung bekerja dengan gaji saat itu Rp 250 ribu (di luar bonus) plus tanspor dan uang makan. Setelah beberapa bulan, 1998-1999, penghasilanya mencapai Rp 1-2 juta. Cukup besar bagi seorang bujuangan seperti Yusuf di kala itu.
Penghasilan fluktuatif yang di peroleh oleh sales itu, membuat Yusuf memahami arti profesi sales. Pengahsilan seorang sales itu di tentukan oleh diri sendiri dan berbanding lurus dengan usaha yang telah di keluarkanya. Pengalaman menjadi sales, kelak menjadi modal penting Yusuf dalam merintis usahanya.
Suatu hari ada ada orang asing berbelanja di tempat Yusuf bekerja. Karena atasanya Yusuf tak bisa berbahasa inggris, maka komunikasi antara pembeli dengan penjual itu tak terjadi. melihat hal itu sang atasan bertanya, "pendidikan kamu apa, kok bisa bahasa inggris?" ''pesantren'' jawab yusuf "memamng di pesantren diajari bahasa inggris bukan hanya itu , pak ? pesantren juga mengajari bagaimana hidup. "
sejak itulah yusuf  makin mendapat keoercayaan . dan bahkan ia akhirnya dipindahkan untuk memperkuat PD nirwana motor yang masih milik faishal (1999-2000)
bagi pria kelahiran jakarta tahun 1977 ini , profesi seles sangat mesakikan . karena itu dia tak malu-malu menbawa barang dagangannya ke kampus saat masih kuliah di univesitas muhammadiyah buya hamka (Uhamka) jakarta."seles masuk kampus" , demikian teman - teman Yusuf biasa mengolok- ngoloknya. Semua ejekan itu tak membuatnya surut langkah.
Tetapi, aku Yusuf, ia pernah tersinggung perasaanya. Waktu itu, demi menghemat ongkos dan uang makan, Yusuf sering mampir ke rumah teman - temanya. "untuk sekedar meneguk air putih, numapng sholat, dan syukur - syukur di kasih makan siang, "kelakarnya. Saat mampir ke rumah teman itu, ada orang tua teman yang begitu melihat barang daganganya langsung bertanya kepada Yusuf, " Kamu jadi apa?" 
"Sales" jawabnya. Orang tua itu lkalu berkomentar, "muadah - mudahan anak saya tidak menjadi sales." mendengar hal itu, Yusuf tersinggung perasaanya. Ia lansung pamit. Di sebuah masjid, ia hanya bisa menangis dan mengadu pada Allah atas kejadian yang baru saja ia alami. "ya Allah, saya bekerja seperti ini hanya untuk meringankan bebabn orang tua dan beribadah kepada Mu," adu Yusuf  kepada Tuhanya.
Tiga tahun kemudian (2001), saat Yusuf sudah membuka usaha sendiri, orang tua teman yang mungkin secara tidak sengaja telah menyinggung perasaanya, meneleponya. Ia meminta Yusuf untuk memberikan pekerjaanya. untuk anaknya. "anak saya jadi seles juga ga apa,"tiru Yusuf.
entah apa sebabnya perusahaan tempat yusuf bekerja jatuh pailit (2000). banyak karyawan dirumahkan sampai waktu yang tidak ditentukan. termasuk dirinya. tapi yusuf masih memperoleh gaji. meski ketika itu banyak perusahaan lain menawarkan kerja kepadanyadengan fasilitas yang lebih baik, namun yusuf menolaknya. alasannya, ia masih belum bisa membalas jasa faishal. "saya gak mungkin berkhianat padanya." kata yusuf.
yusuf merasa ia masih memperoleh gaji karena faishal sangat baik kepadanya. karena itu ia tak nyaman memperoleh gaji buta. yusuf akhirnya memutuskan menghubungi faishal untuk menanyakan masa depan perusahaanya. yusuf mendapat jawaban, peluang perusahaan untuk bangkit kembali sangat kecil. karena itu yusuf diperbolehkan membawa seluruh barang dagangan faishal untuk dijual dengan sistem bagi hasil. yusuf ternyata berhasil menjual barang - barang tersebut dalam beberapa bulan, kejadian ini membuat yusuf berani mengambil onderdil (sparepart) motor kepada orang lain. "alhamdulillah mereka percaya barangnya bisa saya ambil tanpa uang dimuka." terang yusuf
sejak itulah ia merasa mampu membikin usaha sendiri. dibantu oleh beberapa teman, pada tahun 2001 yusuf mendirikan perusahaan"ARS motor". perusahaan ini menjadi pemasok onderdil motor untuk wilayah Jabodetabek. "waktu itu saya bekerja layaknya sales. saya udah menunggu pembeli. masak sih, kalau saya sungguh - sungguh tidak berhasil?" tutur ayah satu putri, Hana Karisa Yusuf (3). ini, namun usahanya ini hanya bertahan setahun. ia bangkrut karena manajemen yang jelek."waktu itu ada sales yang tidak jujur dan piutang yang sulit ditagih." kenang yusuf. dan satu lagi faktor yang membuatnya bangkrut, " hubungan spiritual saya dengan Allah saat itu sangat lemah."
sembari mencoba memperbaiki semua kesalahan yang telah dilakukannya. yusuf berusaha mecari alternatif usaha baru. dia akhirnya melirik usaha asesoris motor yang selama ini masih impor, khususnya knalpot. dalam rangka itu yusuf berusaha keras untuk mempelajari knalpot. setelah merasa sanggup membuat knalpot dengan berbagai modifikasi. ia mengunjungi pabrik asesoris motor di beberapa kota di jawa timur (surabaya, pasuruan, dan malang). dari kunjungan itu diperoleh kesepakatan. pabrik - pabrik tersebut bersedia meproduksi barang - barang permintaannya dengan pembayaran di akhir. dan ARS Motor yang akan membuka pasarnya yang akan membuka pasarnya di jabodetabek. karena harganya murah dan kualitasnya tak kalah dengan barang impor, produk knalpot ini nbanyak peminatnya.
pada tahun 2003 ARS Motor resmi beralih usaha dari pemasok sparepart menjadi pemasok asesoris motor. selain itu sarjan sosial lulusan Uhamka jakarta tahun 2004 ini. juga telah merintis usaha lain, kini ia memiliki perusahaa jasa angkutan dan video shooting. " ARS Trasnport" miliknya kini memiliki tiga mini bus dan dua mobil boks.
Sumber: majalah gontor(muhammad lapang) red.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar